Datang terlambat, makan siang sampai lewat jam makan, pulang lebih awal dari waktunya, tak pelak lagi akan membuat manajemen menjadi rapuh.
Salah satu bentuk yang berbahaya dari kebiasaan buruk tersebut adalah kita baru sadar dengan apa yang telah kita kerjakan saat semuanya sudah terlambat. Nah, Anda tak mau seperti itu, bukan?
Coba, deh, baca daftar berikut.
Bila Anda memiliki salah satu dari daftar kebiasan buruk ini, kini saatnya untuk memperbaiki gaya manajemen kepemimpinan Anda.
1. Tidak supel pada klien
Jika Anda terkesan enggan untuk berbicara pada klien, tidak sabar dengan segala macam pertanyaan yang diajukannya atau malas membantunya menolong memecahkan masalahnya, maka staf Anda pun akan melihat dan meniru. Mereka berpikir memiliki hak untuk melakukan hal yang sama terhadap klien / pelanggan. Tindakan ini akan menjadikan bumerang bagi Anda.
Segera tinggalkan perilaku ini mengingat sebegitu besar arti pelanggan/klien bagi perusahaan. Coba ikuti pelatihan tentang memberi pelayanan atau servis yang baik terhadap konsumen. Jangan lupa, pembeli adalah raja, bukan? Dengan kata lain, jika perusahaan sukses, berarti Anda juga akan tetap bisa "hidup", dan bisa hidup yang lebih layak.
2. Memanfaatkan kekuasaan dengan menyelewengkan waktu
Apakah Anda bangun pagi terlambat? Memesan lagi secangkir kopi pada saat makan siang untuk memperpanjang waktu istirahat? Berhenti bekerja lebih awal dari jam kantor agar tidak terjebak kemacetan lalu lintas? Inikah kebiasaan-kebiasaan buruk yang Anda lakukan? Kalau ya, Anda tidak akan pernah bisa menindak atau menegur karyawan atau bawahan ketika mereka juga makan siang selama 70 menit atau datang 15 menit terlambat dengan alasan macet.
Mungkin hal itu memang sudah menjadi kebiasaan Anda. Tapi apa pun juga, sebagai seorang profesional dan pimpinan, sebaiknya hal itu tidak dilakukan. Kekuasaan yang Anda miliki bukan untuk digunakan sesuka hati. Jangan lupa, Anda adalah panutan bawahan. Jangan sampai sikap buruk ini menular dan mengilhami rekan kerja yang lain.
3. Menunjukkan ketidakpuasan secara terbuka
Wajar dan amat bisa dimengerti jika Anda merasa terbebani dengan banyak tugas atau mendapat teguran dari bos karena ada pekerjaan yang kurang beres. Namun sangat tak wajar bila rasa stres dan ketidakpuasan pada bos disampaikan alias diceritakan pada rekan kerja lain.
Apalagi, sambil mengumpat dan menjelek-jelekkan si bos. Tim kerja akan merasa "panik" dan khawatir mendengar keluhan atau ketidakberesan dari manajemen tingkat atas dan ini bisa melahirkan situasi tak sedap. Misalnya saja, hilangnya rasa hormat terhadap pimpinan, yang dimulai dari Anda sendiri.
Jika Anda merasa benar, carilah waktu yang tepat dan orang yang tepat pula, di mana Anda dapat mengeluarkan uneg-uneg dan mempertahankan pendapat Anda. Mungkin bisa juga dengan pasangan, teman dekat yang dapat dipercaya. Mereka pasti tidak akan menjatuhkan Anda dan Anda sendiri pun merasa aman.
4. Berpenampilan tidak profesional
Zaman sekarang, masyarakat selalu tampil dengan gaya. Pendek kata, penampilan menjadi penting. Jika Anda tidak peduli akan penanpilan, berarti Anda juga cuek pada hal lain. Situasi akan memburuk jika karyawan lain meniru kebiasaan Anda sehingga membuat departemen Anda tidak sedap dipandang mata.
Kalau Anda merasa tidak ada seorang pun yang memperhatikan Anda, coba lakukan penelitian kecil-kecilan. Berdandanlah layaknya seorang profesional lalu catat dan tulis reaksi dari orang di sekitar Anda setiap hari. Anda akan terkejut melihat hasil yang didapat!
5. Mengambil barang atau keuntungan perusahaan
Mungkin Anda berpikir, tak masalah mengambil sedikit barang yang ada di perusahaan, atau yang diproduksi oleh perusahaan, atau bahkan uang yang tidak dicek pengeluarannya. Jika hal seperti ini diketahui bawahan dan rekan kerja lainnya, jangan heran kalau mereka meniru Anda.
Jelas, perilaku ini bisa mencelakakan karier Anda, bahkan mungkin membawa Anda ke penjara. Jadi, buang jauh-jauh sifat yang merugikan ini.
6. Bersikap terlalu akrab
Bertingkah laku seolah-olah terlalu akrab atau terlalu romantis dengan salah satu karyawan, dapat menyebabkan karyawan lain menjadi iri. Jika mencari teman, cobalah dengan cara mengembangkan suatu aktivitas seperti berkumpul bersama sehingga tercita keakraban sebagai keluarga besar. Ini juga penting untuk menghindari gosip bahwa Anda dekat dengan si X karena memiliki hubungan khusus. Anda tak ingin, kan, suasanan kerja di bagian Anda diwarnai gosip murahan?
Dokumen Nova
SUMBER : tabloid nova.com
Salah satu bentuk yang berbahaya dari kebiasaan buruk tersebut adalah kita baru sadar dengan apa yang telah kita kerjakan saat semuanya sudah terlambat. Nah, Anda tak mau seperti itu, bukan?
Coba, deh, baca daftar berikut.
Bila Anda memiliki salah satu dari daftar kebiasan buruk ini, kini saatnya untuk memperbaiki gaya manajemen kepemimpinan Anda.
1. Tidak supel pada klien
Jika Anda terkesan enggan untuk berbicara pada klien, tidak sabar dengan segala macam pertanyaan yang diajukannya atau malas membantunya menolong memecahkan masalahnya, maka staf Anda pun akan melihat dan meniru. Mereka berpikir memiliki hak untuk melakukan hal yang sama terhadap klien / pelanggan. Tindakan ini akan menjadikan bumerang bagi Anda.
Segera tinggalkan perilaku ini mengingat sebegitu besar arti pelanggan/klien bagi perusahaan. Coba ikuti pelatihan tentang memberi pelayanan atau servis yang baik terhadap konsumen. Jangan lupa, pembeli adalah raja, bukan? Dengan kata lain, jika perusahaan sukses, berarti Anda juga akan tetap bisa "hidup", dan bisa hidup yang lebih layak.
2. Memanfaatkan kekuasaan dengan menyelewengkan waktu
Apakah Anda bangun pagi terlambat? Memesan lagi secangkir kopi pada saat makan siang untuk memperpanjang waktu istirahat? Berhenti bekerja lebih awal dari jam kantor agar tidak terjebak kemacetan lalu lintas? Inikah kebiasaan-kebiasaan buruk yang Anda lakukan? Kalau ya, Anda tidak akan pernah bisa menindak atau menegur karyawan atau bawahan ketika mereka juga makan siang selama 70 menit atau datang 15 menit terlambat dengan alasan macet.
Mungkin hal itu memang sudah menjadi kebiasaan Anda. Tapi apa pun juga, sebagai seorang profesional dan pimpinan, sebaiknya hal itu tidak dilakukan. Kekuasaan yang Anda miliki bukan untuk digunakan sesuka hati. Jangan lupa, Anda adalah panutan bawahan. Jangan sampai sikap buruk ini menular dan mengilhami rekan kerja yang lain.
3. Menunjukkan ketidakpuasan secara terbuka
Wajar dan amat bisa dimengerti jika Anda merasa terbebani dengan banyak tugas atau mendapat teguran dari bos karena ada pekerjaan yang kurang beres. Namun sangat tak wajar bila rasa stres dan ketidakpuasan pada bos disampaikan alias diceritakan pada rekan kerja lain.
Apalagi, sambil mengumpat dan menjelek-jelekkan si bos. Tim kerja akan merasa "panik" dan khawatir mendengar keluhan atau ketidakberesan dari manajemen tingkat atas dan ini bisa melahirkan situasi tak sedap. Misalnya saja, hilangnya rasa hormat terhadap pimpinan, yang dimulai dari Anda sendiri.
Jika Anda merasa benar, carilah waktu yang tepat dan orang yang tepat pula, di mana Anda dapat mengeluarkan uneg-uneg dan mempertahankan pendapat Anda. Mungkin bisa juga dengan pasangan, teman dekat yang dapat dipercaya. Mereka pasti tidak akan menjatuhkan Anda dan Anda sendiri pun merasa aman.
4. Berpenampilan tidak profesional
Zaman sekarang, masyarakat selalu tampil dengan gaya. Pendek kata, penampilan menjadi penting. Jika Anda tidak peduli akan penanpilan, berarti Anda juga cuek pada hal lain. Situasi akan memburuk jika karyawan lain meniru kebiasaan Anda sehingga membuat departemen Anda tidak sedap dipandang mata.
Kalau Anda merasa tidak ada seorang pun yang memperhatikan Anda, coba lakukan penelitian kecil-kecilan. Berdandanlah layaknya seorang profesional lalu catat dan tulis reaksi dari orang di sekitar Anda setiap hari. Anda akan terkejut melihat hasil yang didapat!
5. Mengambil barang atau keuntungan perusahaan
Mungkin Anda berpikir, tak masalah mengambil sedikit barang yang ada di perusahaan, atau yang diproduksi oleh perusahaan, atau bahkan uang yang tidak dicek pengeluarannya. Jika hal seperti ini diketahui bawahan dan rekan kerja lainnya, jangan heran kalau mereka meniru Anda.
Jelas, perilaku ini bisa mencelakakan karier Anda, bahkan mungkin membawa Anda ke penjara. Jadi, buang jauh-jauh sifat yang merugikan ini.
6. Bersikap terlalu akrab
Bertingkah laku seolah-olah terlalu akrab atau terlalu romantis dengan salah satu karyawan, dapat menyebabkan karyawan lain menjadi iri. Jika mencari teman, cobalah dengan cara mengembangkan suatu aktivitas seperti berkumpul bersama sehingga tercita keakraban sebagai keluarga besar. Ini juga penting untuk menghindari gosip bahwa Anda dekat dengan si X karena memiliki hubungan khusus. Anda tak ingin, kan, suasanan kerja di bagian Anda diwarnai gosip murahan?
Dokumen Nova
SUMBER : tabloid nova.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar