Pernah mendapat kritikan tajam dari seseorang? Pelajarilah cara aman mengkritik seseorang tanpa membuat sakit hati.
Seberapa penting kata „Saya" yang akan diucapkan ketika sedang mengkritik seseorang?
Misalnya pada kondisi Yuli dan Lani makan siang bersama di restoran Padang dekat kantor. Yuli makan nasi dengan ayam pop dan sambal goreng kentang, Lani makan nasi dengan daging rendang dan sayur daun singkong.Menurut Yuli makanan yang harus dibayarnya tak akan lebih dari Rp 10 ribu, bahkan bila ditambah es teh lemon dan tip pelayan sekalipun. Sementara Lani mengatakan, Yuli harus membayar Rp 17 ribu.
Kemungkinan respons yang akan diberikan Yuli, "Lani kamu salah! Tidak mungkin saya membayar Rp 17 ribu!" Lebih parah lagi bila Yuli melanjutkan dengan kata-kata pedas, "Kamu mau ambil untung ya?"Agar situasi tak semakin memanas antara kedua teman sekantor ini, sebaiknya, Yuli berkata, "Kok hitungan saya berbeda ya? Bisa kita hitung ulang?"
Dengan menggunakan contoh terakhir dan memulai kata-kata magic "Saya", secara efektif Yuli bisa mengambil alih situasi yang berpotensi menegang. Penggunaan kata "Saya" membuat Lani tak akan merasa disalahkan atau diserang, dan merasa perlu membela diri atau mempertahankan dirinya.
Seandainya Yuli berkata dengan cara, "Lani kamu salah. Bagaimana kamu bisa menjumlah sampai Rp 17 ribu?" Lani tentu bisa menanggapinya secara lebih tenang. Lani tahu, bukanlah ide baik mencoba menertawakan kritikan atau menjadi defensif. Orang akan menjadi defensif bila mereka tahu, mereka salah.
Perhatikan UcapanFaktor terpenting dari komunikasi adalah penerima informasi, bukan pengirim informasi. Apa yang Anda dengar lebih penting daripada apa yang Anda katakan.
Kalimat, "Saya tak yakin apakah cara penyampaian saya cukup jelas?" akan jauh lebih baik daripada, "Kamu tidak mengerti apa yang saya katakan." Kemungkinan respons yang diberikan lawan bicara, "Apakah kamu mencoba menuduh saya bodoh?" Sebaiknya katakan, „Saya belum mengerti maksudmu." Atau, "Mari kita bicarakan lagi."
Memberi komentar atau kritikan terhadap sesuatu atau seseorang tentu akan sering terjadi. Ketika hal ini terjadi, yang pertama-tama perlu Anda pikirkan adalah kata "Saya". Sehingga, beberapa respons yang mungkin Anda hadapi adalah:
1. "Saya rasa informasi yang diberikan kepada kamu salah."
2. "Menurut saya kedengarannya hal itu kurang tepat."
3. "Saya sulit mengerti mengapa kamu melakukan hal itu sekarang?"
Menenangkan Serangan
Bila akan memberikan kritikan, Anda perlu mengingat hal-hal berikut ini:
1. Hindari kata "tetapi"
Misalnya, "Saya rasa poin-poin yang Anda buat di dalam laporan ini sangat baik, tetapi ......!". Kata "tetapi" akan segera memancing reaksi defensif dari lawan bicara yang sedang dikritik.
Orang yang mendengar kata "tetapi" akan mulai menyusun jawaban dan tidak akan memperhatikan atau mendengarkan secara cermat komentar Anda selanjutnya. Jadi, cobalah katakan, "Saya rasa laporan yang Anda buat masih kurang lengkap, lain kali jangan lupa mencantumkan poin penting lainnya ya!"
2. Jangan subyektif
Jangan pernah mengatakan, beberapa tindakan atau yang dilakukan seseorang adalah hal bodoh atau salah. Bicarakan mengenai kebiasaan yang dilakukannya, bukan pribadinya.
3. Jangan mengkiritik di muka umum
Jika Anda mengkritik seseorang di hadapan orang lain, orang yang bersangkutan tak akan memikirkan pesan yang Anda sampaikan, tetapi ia akan merasa sedang dipermakukan.
4. Sampaikan secara spesifik
Jangan beri kritikan secara umum. Katakan secara spesifik atas perilaku atau insiden tertentu yang memang perlu dikritik.
5. Kurangi dampak buruk
Cobalah memulai dengan pujian, "Kamu biasanya sangat baik, ceria, dan selalu penuh perhatian. Itu sebabnya saya terkejut melihat kamu marah-marah seperti tadi siang, lho!"
6. Coba berikan saran
Anda juga bisa memberi kritikan dalam bentuk saran. Hindari mengatakan, "Kamu tak akan pernah bisa memasukkan bola ke dalam keranjang dengan cara begitu." Sebaik katakan, "Saya rasa bola itu akan lebih mudah masuk keranjang bisa di lempar dengan posisi kedua tanganmu dirapatkan."
Aline
Sumber: tabloid nova.com
Seberapa penting kata „Saya" yang akan diucapkan ketika sedang mengkritik seseorang?
Misalnya pada kondisi Yuli dan Lani makan siang bersama di restoran Padang dekat kantor. Yuli makan nasi dengan ayam pop dan sambal goreng kentang, Lani makan nasi dengan daging rendang dan sayur daun singkong.Menurut Yuli makanan yang harus dibayarnya tak akan lebih dari Rp 10 ribu, bahkan bila ditambah es teh lemon dan tip pelayan sekalipun. Sementara Lani mengatakan, Yuli harus membayar Rp 17 ribu.
Kemungkinan respons yang akan diberikan Yuli, "Lani kamu salah! Tidak mungkin saya membayar Rp 17 ribu!" Lebih parah lagi bila Yuli melanjutkan dengan kata-kata pedas, "Kamu mau ambil untung ya?"Agar situasi tak semakin memanas antara kedua teman sekantor ini, sebaiknya, Yuli berkata, "Kok hitungan saya berbeda ya? Bisa kita hitung ulang?"
Dengan menggunakan contoh terakhir dan memulai kata-kata magic "Saya", secara efektif Yuli bisa mengambil alih situasi yang berpotensi menegang. Penggunaan kata "Saya" membuat Lani tak akan merasa disalahkan atau diserang, dan merasa perlu membela diri atau mempertahankan dirinya.
Seandainya Yuli berkata dengan cara, "Lani kamu salah. Bagaimana kamu bisa menjumlah sampai Rp 17 ribu?" Lani tentu bisa menanggapinya secara lebih tenang. Lani tahu, bukanlah ide baik mencoba menertawakan kritikan atau menjadi defensif. Orang akan menjadi defensif bila mereka tahu, mereka salah.
Perhatikan UcapanFaktor terpenting dari komunikasi adalah penerima informasi, bukan pengirim informasi. Apa yang Anda dengar lebih penting daripada apa yang Anda katakan.
Kalimat, "Saya tak yakin apakah cara penyampaian saya cukup jelas?" akan jauh lebih baik daripada, "Kamu tidak mengerti apa yang saya katakan." Kemungkinan respons yang diberikan lawan bicara, "Apakah kamu mencoba menuduh saya bodoh?" Sebaiknya katakan, „Saya belum mengerti maksudmu." Atau, "Mari kita bicarakan lagi."
Memberi komentar atau kritikan terhadap sesuatu atau seseorang tentu akan sering terjadi. Ketika hal ini terjadi, yang pertama-tama perlu Anda pikirkan adalah kata "Saya". Sehingga, beberapa respons yang mungkin Anda hadapi adalah:
1. "Saya rasa informasi yang diberikan kepada kamu salah."
2. "Menurut saya kedengarannya hal itu kurang tepat."
3. "Saya sulit mengerti mengapa kamu melakukan hal itu sekarang?"
Menenangkan Serangan
Bila akan memberikan kritikan, Anda perlu mengingat hal-hal berikut ini:
1. Hindari kata "tetapi"
Misalnya, "Saya rasa poin-poin yang Anda buat di dalam laporan ini sangat baik, tetapi ......!". Kata "tetapi" akan segera memancing reaksi defensif dari lawan bicara yang sedang dikritik.
Orang yang mendengar kata "tetapi" akan mulai menyusun jawaban dan tidak akan memperhatikan atau mendengarkan secara cermat komentar Anda selanjutnya. Jadi, cobalah katakan, "Saya rasa laporan yang Anda buat masih kurang lengkap, lain kali jangan lupa mencantumkan poin penting lainnya ya!"
2. Jangan subyektif
Jangan pernah mengatakan, beberapa tindakan atau yang dilakukan seseorang adalah hal bodoh atau salah. Bicarakan mengenai kebiasaan yang dilakukannya, bukan pribadinya.
3. Jangan mengkiritik di muka umum
Jika Anda mengkritik seseorang di hadapan orang lain, orang yang bersangkutan tak akan memikirkan pesan yang Anda sampaikan, tetapi ia akan merasa sedang dipermakukan.
4. Sampaikan secara spesifik
Jangan beri kritikan secara umum. Katakan secara spesifik atas perilaku atau insiden tertentu yang memang perlu dikritik.
5. Kurangi dampak buruk
Cobalah memulai dengan pujian, "Kamu biasanya sangat baik, ceria, dan selalu penuh perhatian. Itu sebabnya saya terkejut melihat kamu marah-marah seperti tadi siang, lho!"
6. Coba berikan saran
Anda juga bisa memberi kritikan dalam bentuk saran. Hindari mengatakan, "Kamu tak akan pernah bisa memasukkan bola ke dalam keranjang dengan cara begitu." Sebaik katakan, "Saya rasa bola itu akan lebih mudah masuk keranjang bisa di lempar dengan posisi kedua tanganmu dirapatkan."
Aline
Sumber: tabloid nova.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar